Jajanan Tradisional Khas Ponorogo
1. Gethuk Golan
Makanan khas Ponorogo yang selanjutnya berupa jajanan tradisional dan sering dijumpai, yakni Gethuk Golan. Bahkan, bagi masyarakat Ponorogo Gethuk dari Desa Golan, Kecamatan Sukorejo memiliki rasa yang khas. Jika Gethuk pada umumnya terbuat dari singkong yang ditumbuk dan dicampur dengan gula merah, Gethuk Golan cukup berbeda. Penyajian Gethuk ini dibarengi dengan ketan hitam, parutan kepala dan gula merah yang sudah dicairkan.
Namun sayangnya, untuk menikmati Gethuk Golan, kamu harus pergi ke Desa Golan sendiri. Pasalnya, gethuk ini cukup langka. Namun di sana kamu akan mendapatkan Gethuk Golan dengan rasa yang otentik. Desa Golan sendiri berada sekitar 8 km dari pusat kota Ponorogo. Kamu bisa mendapatkan Gethuk Golan hanya dengan 2000 hingga 3000 saja.
Namun sayangnya, untuk menikmati Gethuk Golan, kamu harus pergi ke Desa Golan sendiri. Pasalnya, gethuk ini cukup langka. Namun di sana kamu akan mendapatkan Gethuk Golan dengan rasa yang otentik. Desa Golan sendiri berada sekitar 8 km dari pusat kota Ponorogo. Kamu bisa mendapatkan Gethuk Golan hanya dengan 2000 hingga 3000 saja.
2. Es Dawet Jabung
Bukan hanya kudapan saja yang harus dicoba saat berkunjung ke Ponorogo, minuman menyegarkan dari Ponorogo dijamin bikin kamu ketagihan. Salah satunya Es Dawet Jabung yang berisi cendol, bubur ketan, nangka dan gempol (ketan). Kemudian disiram dengan kuah santan, dan diberikan gula merah cair atau air gula dan sedikit garam.
Jika kebanyakan cendol memiliki warna hijau, cendol dalam Es Dawet Jabung memiliki warna putih. Pasalnya, cendol ini terbuat dari tepung beras dan tidak menggunakan bahan pengawet apapun. Untuk penyajiannya juga unik, yakni dengan mangkok kecil. Bahkan saat penjual akan menggunakan lepek di bawah mangkok saat memberikan pada pengunjung.
Selain itu, penjual Es Dawet Jabung juga menggunakan centong besar untuk menuangkan kuah santan. Biasanya centong tersebut memiliki ukuran wayang di ujungnya. Konon, centong seperti ini sudah lama digunakan oleh penjual Es Dawet Jabung. Bahkan, untuk orang yang pertama kali menjualnya sekalipun.
Jika kebanyakan cendol memiliki warna hijau, cendol dalam Es Dawet Jabung memiliki warna putih. Pasalnya, cendol ini terbuat dari tepung beras dan tidak menggunakan bahan pengawet apapun. Untuk penyajiannya juga unik, yakni dengan mangkok kecil. Bahkan saat penjual akan menggunakan lepek di bawah mangkok saat memberikan pada pengunjung.
Selain itu, penjual Es Dawet Jabung juga menggunakan centong besar untuk menuangkan kuah santan. Biasanya centong tersebut memiliki ukuran wayang di ujungnya. Konon, centong seperti ini sudah lama digunakan oleh penjual Es Dawet Jabung. Bahkan, untuk orang yang pertama kali menjualnya sekalipun.
3. Tiwul goreng
Mungkin saat ini nasi tiwul cukup langka, bahkan di desa – desa juga jarang ditemui tiwul dan semuanya sudah menggunakan nasi putih. Banyak yang bilang bahwa tiwul merupakan makanan orang miskin. Padahal tiwul juga enak dan memiliki kandungan yang tidak kalah dengan beras. Di Ponorogo sendiri ada desa yang masih menyajikan tiwul, tepatnya di sekitar Telaga Ngebel.
Makanan khas Ponorogo yang satu ini dinamakan dengan Tiwul Goreng. Istimewanya, masakan yang terbuat dari singkong ini direndam terlebih dahulu. Alhasil akan menghasilkan gaplek dengan kualitas terbaik. Untuk rasanya sangat enak dan menggugah selera karena berwarna coklat terang. Tiwul Goreng ini akan semakin nikmat saat disantap dengan ikan nila goreng.
Makanan khas Ponorogo yang satu ini dinamakan dengan Tiwul Goreng. Istimewanya, masakan yang terbuat dari singkong ini direndam terlebih dahulu. Alhasil akan menghasilkan gaplek dengan kualitas terbaik. Untuk rasanya sangat enak dan menggugah selera karena berwarna coklat terang. Tiwul Goreng ini akan semakin nikmat saat disantap dengan ikan nila goreng.
4. Jenang mirah
Di daerah lainnya, jenang lebih dikenal dengan sebutan dodol. Nah, Di Ponorogo sendiri ada jenang yang cukup terkenal, yakni Jenang Merah. Sama seperti kebanyakan jenang, kudapan ini terbuat dari beras atau ketan dan dimasak menggunakan santan kelapa dan gula merah. Sehingga menghasilkan Jenang Mirah berwarna coklat kehitaman yang terkenal hingga saat ini.
Bahkan, Jenang Mirah semakin lengkap dengan taburan wijen. Soal rasa, tentunya sangat manis, legit dan aromanya harum dan khas. Belum lagi, proses memasaknya yang masih menggunakan tungku kayu akan semakin menambah cita rasa. Bahkan, proses pembuatannya tidak menggunakan bahan pengawet apapun. Jadinya, bisa bertahan hingga 7 hari.
Bahkan, Jenang Mirah semakin lengkap dengan taburan wijen. Soal rasa, tentunya sangat manis, legit dan aromanya harum dan khas. Belum lagi, proses memasaknya yang masih menggunakan tungku kayu akan semakin menambah cita rasa. Bahkan, proses pembuatannya tidak menggunakan bahan pengawet apapun. Jadinya, bisa bertahan hingga 7 hari.
5. Serabi Ponorogo
Mungkin hampir semua daerah di Jawa memiliki Serabi. Walaupun sama, tapi Serabi Ponorogo memiliki ciri khas tersendiri. Makanan khas Ponorogo ini disantap dengan kuah santan dan disiram dengan gula merah cair. Penyajiannya menggunakan mangkok. Namun bagi, kamu yang tidak suka kuah santan, bisa juga menyantap jajanan tradisional ini dengan parutan kelapa di atas. Serabi Ponorogo memiliki rasa yang gurih, manis dan sedap. Terlebih lagi, disantap saat lagi hangat – hangatnya.
Komentar
Posting Komentar